Hai sahabat,
Aku begitu terbiasa dengan kehadiranmu. Dengan sapaanmu yang
tak terlalu sering, namun teratur. Dengan kehadiranmu yang tak pernah lama,
namun berkala. Dengan cerita-ceritamu yang tak beragam, namun selalu kau bagi
denganku.
Seminggu, sebulan, dua bulan. Jangankan menemui kehadiranmu
di hadapanku. Sapaanmu pun tak lagi kutemui. Ada hari-hari saat aku
membutuhkanmu. Dengan segala kisah yang membuncah, tak sabar tuk kucurahkan
padamu. Namun setiap kali aku hanya bisa memikirkanmu, melihat namamu, tanpa
bisa mengungkapkan yang sudah siap tumpah.
Seandainya kamu tahu, betapa seringnya aku memancing
perhatianmu. Sekedar berganti status BBM, tepat setelah namamu muncul di recent update BBMku. Sampai satu titik
aku tak bisa bertahan. Aku yang setengah mati menahan gengsi akhirnya menyerah.
Satu kalimat itupun kukirimkan padamu. Aku
kangen kamu. Sedetik, semenit, sejam, sehari, pesan itu hanya mendapatkan
tanda bahwa kamu sudah membacanya. Namun sama sekali tak ada balasan.
Aku memang tidak selalu ada untukmu, sebagaimana kamu tidak
hadir setiap saat untuku. Namun setiap aku lelah dalam perjalananku. Setiap langkahku
harus transit dari satu kisah ke kisah lainnya. setiap saat itu, aku terbiasa
datang padamu. Terbiasa berada di dalam lindunganmu, hingga lelah, resah,
penat, sedih, menjadi menguap tak tersisa. Terbiasa menikmati hangatnya
tatapanmu, mendengarkan suaramu yang menenangkan, hingga aku bisa melangkah
mantap ke perjalanan berikutnya.
Sekarang, saat kisahku kerap berganti tanpa jeda yang
kulalui bersamamu, aku merasa kosong. Aku kehilangan halteku.
Jakarta, 16 Januari 2012
Penuh Rindu
Dny
Tidak ada komentar:
Posting Komentar