sumber gambar: http://www.fimadani.com
Hai Hujan,
Hari ini lagi-lagi kamu turun ke bumi dan menyaksikan
ceritaku. Tentang dia yang tiba-tiba datang, dan aku yang menerima tanpa
persiapan. Ah, meski dengan persiapan, aku tak yakin diriku bisa siap
berhadapan dengannya.
Banyak kata rindu yang tersimpan untuknya. Mengendap dalam
benakku, menunggu kesempatan untuk diungkapkan. Namun ketika sosoknya muncul,
jutaan kata itu, tetap tertahan. Mereka berhasil mengalir di setiap syaraf dan
nadiku. Namun terhenti di kerongkonganku, malah mengunci bibirku. Maka ketika
mulutku berhasil terbuka, yang keluar hanya tegur sapa biasa. Lalu aku biarkan
dia kembali berlalu. Kehadiran yang singkat, secepat kemunculnnya di hadapanku.
Hai Hujan,
Tolong tanyakan pada bulir-bulirmu di sepanjang
perjalanannya. Apakah dia kedinginan? Apakah dia memarkir sepeda motornya untuk
berteduh? Atau apakah dia sudah sampai di rumahnya yang hangat?
Kalau boleh, tolong perhatikan wajahnya untuku. Apakah dia
sedang tersenyum? Seperti bibirku yng tak mau berhenti tersenyum sejak bertemu
dengannya. Kalau bisa, tolong intip pikirnya untuku. Apa yang sedang dia
pikirkan? Pekerjaannyakah? Keluarganyakah? Apakah ada sedikit saja namaku di
sana?
Hai Hujan, kalaupun kamu tak bisa memenuhi semua
keinginanku, setidaknya lakukan satu saja pintaku.
Hujan,
Tolong jaga dia ya..
19 Januari 2012
Gadis Pencinta Hujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar